![]() |
Kepala BPS Sumut, Syech Suhaimi memaparkan perekembangan terkini perekonomian di Provinsi Sumut di kantornya. (Foto; P4/istimewa) |
"Inflasi Kota Medan merupakan Inflasi
tertinggi pada Bulan Maret ini yaitu 0,32 persen disusul inflasi Kota
Pematangsiantar sebesar 0,27 persen, ini secara bulanan. Sedangkan kalau kita
lihat inflasi secara kalender Sumut sudah di angka 0,19 persen masih dibawah
angka nasional yaitu 0,35 persen," ujar Syech saat mengumumkan perkembangan (IHK) Indeks Harga Konsumen Maret 2019 di Kantor BPS Sumut (Sumatera Utara), Jalan Asrama, Medan, Senin (1/4/2019).
.
Ia menjelaskan inflasi pada bulan Maret 2019
menyebabkan laju inflasi kumulatif (Bulan Maret 2019 terhadap bulan Desember
2018) yakni Sibolga mengalami deflasi sebesar 0,48 persen, Pematangsiantar juga
mengalami deflasi sebesar 0,02 persen. Kota Medan mengalami inflasi 0,24 persen
dan Padangsidimpuan inflasi sebesar 0,26 persen.
"Sementara itu, paling tinggi inflasi secara
year on year (yoy) yakni di Padangsidimpuan sebesar 2,46 persen, disusul
Pematangsiantar sebesar 2,00 persen kemudian Medan sebesar 0,87 persen dan
Sibolga sebesar 0,78 persen," ucap Syech.
Ia menjelaskan Inflasi secara bulanan, pada Bulan
Maret sepertinya dalam dua tahun terakhir selalu di atas inflasi nasional.
Maret ini, titik awal perkembangan inflasi sehingga perlu perhatian penuh
terutama dari tim TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah).
"Untuk Bulan April, sebulan ke depan kita
sudah menyambut Ramadan, sehingga perlu kita antisipasi dari TPID kita.
Walaupun secara bulanan inflasi kita masih tinggi di atas nasional tapi secara
tahunan inflasi kita masih dibawah nasional," ungkapnya.
Ia mengatakan Bulan Maret 2019, untuk inflasi di
Kota Medan, terjadi peningkatan indeks dari 138,42 pada bulan Februari 2019
menjadi 138,86 pada bulan Maret 2019.
Dijelaskannya, inflasi terjadi karena adanya
peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks empat kelompok
pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 1,67 persen. Kelompok makanan
jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,03 persen, kelompok sandang sebesar
0,41 persen, dan kelompok kesehatan sebesar 0,67 persen.
"Sementara itu kelompok yang mengalami
penurunan indeks, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar
sebesar 0,02 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,01
persen serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,61
persen," ujarnya.
Syech mengatakan, komoditas utama penyumbang
inflasi selama bulan Maret 2019 di Medan, antara lain cabai merah, bawang merah,
baju kaos berkerah lakiIaki, pasta gigi, bawang putih, daging ayam ras, dan
jeruk. [P4/isya]