(foto: P4/istimewa/net) |
Pengamat Politik Karyono Wibowo melihat ada celah yang bisa digunakan oleh Partai Gelora untuk mengeruk suara pemilih. Menurut Wibowo Gelora memiliki kesempatan untuk merebut basis suara PKS.
Diketahui, pembentukan Partai Gelora digagas oleh mantan petinggi PKS. Sebut saja Mantan Presiden PKS Anis Matta serta Eks Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.
"Bisa saja tapi tidak mudah, menurut saya sulit bagi partai yang berisi mantan petinggi PKS jika ingin menggaet hati pemilih di luar PKS," ujarnya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (20/5/2020).
Syarat untuk bisa
menjadi peserta pemilu, kata Karyono, bisa saja dipenuhi oleh Partai Gelora.
Misalnya mengenai syarat jumlah kader serta keharusan memiliki cabang di
seluruh Indonesia.
Akan tetapi, berbeda halnya jika bicara perolehan suara Partai Gelora dalam pemilu mendatang. Menurut Karyono, partai politik baru selalu sulit untuk memperoleh suara lebih dari ambang batas parlemen atau parliamentary threshold.
Berdasarkan UU No. 7 tahun 2017 tentang Pemilu, ambang batas parlemen sebesar 4 persen. Partai yang gagal mendapat 4 persen dari total suara nasional tidak akan mendapat kursi di DPR.
Pada Pemilu 2019 lalu, tidak ada partai politik baru yang bisa melewati itu. Partai Berkarya, Garuda, PSI dan Perindo gagal mendapat kursi parlemen. Bahkan partai lama macam Hanura pun juga bernasib serupa.
Akan tetapi, berbeda halnya jika bicara perolehan suara Partai Gelora dalam pemilu mendatang. Menurut Karyono, partai politik baru selalu sulit untuk memperoleh suara lebih dari ambang batas parlemen atau parliamentary threshold.
Berdasarkan UU No. 7 tahun 2017 tentang Pemilu, ambang batas parlemen sebesar 4 persen. Partai yang gagal mendapat 4 persen dari total suara nasional tidak akan mendapat kursi di DPR.
Pada Pemilu 2019 lalu, tidak ada partai politik baru yang bisa melewati itu. Partai Berkarya, Garuda, PSI dan Perindo gagal mendapat kursi parlemen. Bahkan partai lama macam Hanura pun juga bernasib serupa.
Sejauh ini, PDIP juga mengusulkan
agar UU Pemilu direvisi. Mereka ingin ambang batas parlemen dinaikkan menjadi 5
persen. NasDem bahkan berharap dinaikkan menjadi 7 persen.
Apabila partai lain setuju sehingga ambang batas parlemen naik, maka partai-partai politik baru akan semakin sulit mendapat kursi DPR. Termasuk partai Gelora.
Mungkin, kata Karyono, Partai Gelora berhasil menggerogoti kekuatan PKS. Akan tetapi, Partai Gelora tetap akan menghadapi kesulitan karena harus bersaing dengan partai-partai yang sudah mapan lainnya, seperti PDIP, Golkar, Demokrat, Gerindra dan seterusnya.
"Yang terjadi adalah PKS dan Gelora saling menggerus pemilihnya sendiri, mungkin bisa ikut dalam Pemilu, tapi kemungkinan lolos ambang batas parlemen itu akan sulit," kata Karyono.
Apabila partai lain setuju sehingga ambang batas parlemen naik, maka partai-partai politik baru akan semakin sulit mendapat kursi DPR. Termasuk partai Gelora.
Mungkin, kata Karyono, Partai Gelora berhasil menggerogoti kekuatan PKS. Akan tetapi, Partai Gelora tetap akan menghadapi kesulitan karena harus bersaing dengan partai-partai yang sudah mapan lainnya, seperti PDIP, Golkar, Demokrat, Gerindra dan seterusnya.
"Yang terjadi adalah PKS dan Gelora saling menggerus pemilihnya sendiri, mungkin bisa ikut dalam Pemilu, tapi kemungkinan lolos ambang batas parlemen itu akan sulit," kata Karyono.
(Foto:P4/istimewa/net) |
Sosok
Milenial
Karyono menganggap Partai Gelora perlu memunculkan sosok
milenial guna mendongkrak popularitas sedini mungkin. Perlu pula menggaet
atau melakukan kaderisasi terhadap tokoh-tokoh muda.
Cara ini memang berisiko lantaran sama seperti Partai
Solidaritas Indonesia (PSI). Persaingan bakal ketat. Meski begitu, bukan
berarti Partai Gelora tak patut mencobanya.
Diketahui, PSI gencar merekrut kader dari kalangan anak muda
pada 2019 lalu. Mereka juga mengkampanyekan diri sebagai partai anak muda atau
milenial, meski ujungnya gagal mendapat kursi DPR.
"Kemungkinan akan menjadi kompetitor, tapi kalau Gelora
berhasil, ini akan menjadi peluang yang cukup besar," ujar Karyono.
Selain dihadapkan pada
tantangan kaderisasi, Partai Gelora juga mesti bekerja keras mengubah persepsi
masyarakat. Terutama tentang kaitan antara PKS dengan Partai Gelora.
Karyono yakin masyarakat akan menilai bahwa Partai Gelora adalah sempalan PKS sehingga tidak akan berbeda jauh arah politiknya. Anggapan demikian, menurut Karyono, kurang bagus bagi popularitas Partai Gelora.
"Bagaimana membuat branding partai bukan sempalan PKS. Ini tantangan bagi Anis Matta dan Fahri, sehingga masyarakat bisa melihat 'Gelora' bukan 'PKS'," imbuhnya.
Karyono yakin masyarakat akan menilai bahwa Partai Gelora adalah sempalan PKS sehingga tidak akan berbeda jauh arah politiknya. Anggapan demikian, menurut Karyono, kurang bagus bagi popularitas Partai Gelora.
"Bagaimana membuat branding partai bukan sempalan PKS. Ini tantangan bagi Anis Matta dan Fahri, sehingga masyarakat bisa melihat 'Gelora' bukan 'PKS'," imbuhnya.
Partai Gelora resmi
menjadi partai politik usai mendapat SK dari Kemenkumham pada Rabu lalu (20/5).
SK bernomor M.HH-11.AH.11.01 tahun 2020 itu didapat Partai Gelora setelah satu
setengah bulan menjalani proses verifikasi administratif dan faktual sebagai
parpol.
"Kami mendapatkan kabar dari Pak Menteri Yasonna H. Laoly bahwa SK Menkumham untuk Partai Gelora sudah ditandatangani. Insya Allah setelah lebaran akan dilakukan seremoni penyerahan SK dari Menkumham kepada Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, M Anis Matta," kata Sekretaris Jenderal Partai Gelora, Mahfuz Siddiq dalam keterangan tertulis.
Anis Matta mengatakan Partai Gelora akan langsung menyempurnakan struktur partai di berbagai daerah. Perekrutan kader baru juga dilakukan demi memenuhi syarat sebagai peserta pemilu 204 mendatang.
"Langkah selanjutnya adalah melakukan pengembangan organisasi melakukan rekrutmen kader-kader baru dan melengkapi struktur partai sampai tingkat terkecil," kata Anis Matta. [P4/cnni]
"Kami mendapatkan kabar dari Pak Menteri Yasonna H. Laoly bahwa SK Menkumham untuk Partai Gelora sudah ditandatangani. Insya Allah setelah lebaran akan dilakukan seremoni penyerahan SK dari Menkumham kepada Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, M Anis Matta," kata Sekretaris Jenderal Partai Gelora, Mahfuz Siddiq dalam keterangan tertulis.
Anis Matta mengatakan Partai Gelora akan langsung menyempurnakan struktur partai di berbagai daerah. Perekrutan kader baru juga dilakukan demi memenuhi syarat sebagai peserta pemilu 204 mendatang.
"Langkah selanjutnya adalah melakukan pengembangan organisasi melakukan rekrutmen kader-kader baru dan melengkapi struktur partai sampai tingkat terkecil," kata Anis Matta. [P4/cnni]