MEDAN | PILAREMPAT.COM--Untuk mendorong akses pembiayaan UMKM yang lebih luas, sekaligus melakukan penguatan literasi keuangan UMKM, Bank Indonesia (BI) bersama Kementerian Ketenagakerjaan serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melakukan penguatan akselerasi peningkatan akses keuangan UMKM.
Hal
tersebut diwujudkan melalui penggunaan Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan
Informasi Keuangan (SIAPIK) yang dapat memudahkan UMKM dalam pencatatan
transaksi keuangan usaha dan secara otomatis dapat menghasilkan laporan
keuangan secara digital.
Pernyataan
tersebut mengemuka pada acara Kick Off Sinergi Mendorong Akses Keuangan UMKM
melalui Pemanfaatan SIAPIK (SEMANGAT SIAPIK) yang dilakukan secara virtual,
Senin (07/03/2022).
Deputi
Gubernur BI, Doni P Joewono dalam sambutan pembukaan menyampaikan penguatan
literasi pencatatan keuangan UMKM ini merupakan salahsatu dukungan BI guna
pencapaian porsi kredit perbankan kepada UMKM sebesar 30% pada tahun 2024,
sebagaimana dicanangkan oleh Presiden RI pada tahun 2021, yang hingga saat ini
telah mencapai 20,6% dari total kredit perbankan, serta upaya untuk pencapaian
kebijakan Rasio Kredit Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM).
“Masih
rendahnya penyaluran kredit pada UMKM ini, salahsatunya disebabkan oleh masih
rendahnya kapasitas UMKM dalam melakukan pengelolaan keuangan maupun rendahnya
literasi keuangan. Merespons hal tersebut dan sebagai upaya mendorong
peningkatan kapasitas UMKM dalam pengelolaan keuangan, BI berinisiatif menyediakan
fasilitas pencatatan keuangan SIAPIK, “tandas Doni P Joewono.
Sementara
itu Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi menambahkan
peranan pengembangan tenaga kerja, baik formal maupun informal, merupakan hal
yang strategis dalam meningkatkan kemampuan tenaga kerja.
“Sejak
2021 telah dilakukan kerjasama antara Kemenaker dan BI, yaitu dengan
mengikutsertakan 800 Tenaga Kerja Mandiri (TKM) dalam pelatihan pencatatan
keuangan digital menggunakan SIAPIK. Ke depan, melalui peningkatan kapasitas
TKM dalam melakukan pencatatan keuangan digital dengan baik, diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan para TKM untuk bersaing di era global, “paparnya.
Staf Ahli Bidang Pengembangan Usaha, Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf), Dadang Rizki Ratman menyampaikan
dalam meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pariwisata dan
ekonomi kreatif.
“Sejak
2021 hingga saat ini, Kemenparekraf telah melakukan program bimbingan teknis
mengenai literasi keuangan, melalui serangkaian pelatihan dan workshop keuangan
bersama SIAPIK, “ungkapnya.
“Pada
2021, Kemenparekraf telah melaksanakan workshop bimbingan teknis dan
pemanfaatan digitalisasi keuangan di Sumatera Barat dan Bali, yang dilanjutkan
di tahun 2022 di Jawa Barat dan Banten, serta pelaksanaan di beberapa kota
lainnya, “sambungnya mengakhiri penjelasannya.
Perlu
diketahui, SIAPIK adalah aplikasi pencatatan keuangan berbasis digital yang
diharapkan dapat mempermudah UMKM dalam melakukan pencatatan keuangan, sehingga
dapat menjadi solusi akses keuangan UMKM untuk UMKM naik kelas.
Sejak
diluncurkan Bank Indonesia (BI) pada 2017 lalu sampai dengan akhir tahun 2021,
telah tercatat pengguna Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan
(SIAPIK) sebanyak 17.837 pengguna, mayoritasnya atau 99% adalah usaha mikro
yang didominasi dengan 40% sektor usaha manufaktur.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 724 UMKM telah memperoleh pembiayaan dari perbankan dengan total sebesar Rp18,3 miliar. Sebagai salah satu inovasi dalam mendorong pengelolaan keuangan UMKM, SIAPIK yang memiliki fitur andalan yaitu Standar, Mudah, Aman, Sederhana dan Handal (SMASH).
SIAPIK juga dilengkapi dengan Buku
Pedoman Literasi SIAPIK sebagai modul pelaksanaan sosialisasi, pelatihan, dan
pendampingan yang terstandardisasi serta memenuhi kebutuhan lembaga keuangan dalam
melakukan analisa kredit. [P4/sya/rel]