Medan, PILAREMPAT.com – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi mengatakan bahwa Provinsi Sumut telah membangun kerja sama dengan provinsi lain dalam hal pengadaan bahan pangan, sebagai upaya mengendalikan inflasi. Hal itu menjadi poin penting yang ia sampaikan pada acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sumut 2023.
Dalam kegiatan bertema Sinergi dan Inovasi untuk Ketahanan Pangan melalui Peningkatan Produktivitas, Nilai Tambah, dan Kerjasama Antar Daerah (KAD) Terintegrasi: Membawa Sumut Menjadi Semakin Bermartabat tersebut, hadir Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung, Irjen Kemendagri Tomsi Tohir, Anggota Komisi XI DPR RI Hidayatullah, Kapolda Sumut Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak, Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting, Kepala BPK RI Perwakilan Sumut Eydu Octain Panjaitan, serta sejumlah kepala daerah dan pejabat terkait.
Menurut Gubernur, dunia memang tengah mengantisipasi segala kemungkinan yang ada. Mengingat selain keterbatasan produksi, berbagai masalah seperti perubahan cuaca hingga sekarang ini badai El Nino (pemanasan suhu permukaan laut), menyebabkan kekeringan di sejumlah wilayah Indonesia. Hal ini berdampak pada terganggunya pasokan bahan pangan dan memicu terjadinya inflasi.
“Memang kita khawatir dengan analisis dari berbagai negara, tentang prediksi kemungkinan kondisi yang akan terjadi. Dan semuanya mengantisipasi kemungkinan yang ada. Dan tentunya harus dihadapi dengan keyakinan dan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan,” ujar Gubernur Edy Rahmayadi, di Aula Raja Inal Siregar, Lantai 2 Kantor Gubernur, Jalan Diponegoro Nomor 30 Medan, Rabu (31/5/2023).
Sementara, terkait upaya kerja sama antardaerah dalam hal memasok bahan pangan, lanjut Gubernur, Provinsi Sumut sudah menjalin hubungan dengan provinsi lain. Sehingga komoditas pangan yang surplus di satu daerah, bisa didistribusikan secara simultan ke daerah lain, dan sebaliknya.
Senada dengan itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung menekankan, bahwa pergerakan inflasi yang terkendali tidak terlepas dari sinergi yang erat dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melalui program GNPIP di berbagai daerah. Hal tersebut tercermin dari perkembangan inflasi nasional per April 2023 yang relatif terjaga di tengah adanya periode Hari Besar Keagamaan Nasional Idulfitri, terutama didukung menurunnya tekanan harga kelompok di berbagai daerah.
“Penyelenggaraan GNPIP Sumatera Utara 2023 juga diharapkan dapat menjadi akselerator langkah konkret bersama untuk mengendalikan tekanan inflasi pangan, mendorong produksi, serta mendukung ketahanan pangan nasional,” ujarnya.
Tiga kata kunci keberhasilan dalam mengendalikan inflasi, lanjut Juda, yakni sinergi, inovasi dan konsistensi, dimana ketiganya saling mempengaruhi upaya masing-masing. Dengan kata lain, inovasi membawa seluruh pemangku kepentingan untuk mencari terobosan baru dalam pengendalian pangan. Kemudian sinergi, adalah pon penting yang bisa menggerakkan semua pihak. Serta konsistensi untuk memastkan target tercapai.
Adapun tiga program unggulan GNPIP di Sumatera, katanya, yaitu penguatan produktivitas pangan, penguatan nilai tambah dari sektor pangan dan program perluasan kerja sama antardaerah. Ketiganya menjadi langkah strategis bagi menjawab tantangan inflasi di Sumut, baik yang bersumber dari aspek produksi (hilirisasi), distribusi maupun konsumsi.
Selain itu, dalam acara tersebut juga diluncurkan dua program unggulan lainnya, yaitu optimalisasi dan penguatan produktivitas pangan untuk memitigasi risiko El Nino, yang diwujudkan dengan pemberian alat dan mesin pertanian, pemberian bantuan alat sensor tanah dan cuaca, dan polybag cabai merah.
Kedua, penguatan nilai tambah sektor pangan sebagai pilar ekonomi Sumut, yang mencakup program dukungan kredit usaha rakyat (KUR) di sektor pangan oleh Himbara dan Bank Sumut, serta showcasing produk turunan sektor pangan binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) se-Sumut dan Pemerintah Daerah. [P4/sya]