Hal ini tergambar dari permintaan produk asal Sumatra Utara (Sumut) dari buyer (pembeli) asal luar negeri terus menururun.
Merosotnya kinerja ekspor Sumut utamanya dipicu oleh masih 'melempem'nya sektor industri yang anjlok hingga 19,03% dari US$ 5,910 miliar di Semester I 2022 menjadi US$ 4,785 miliar di tahun ini. Penurunan sektor industri memang sangat berpengaruh terhadap kinerja ekspor Sumut secara keseluruhan. Karena sektor industri berkontribusi hingga 94,25% terhadap total ekspor Sumut.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Nurul Hasanudin, mengatakan, selain sektor industri, ekspor sektor pertanian juga turun 9,75% dari US$ 324,181 juta di Januari-Juni 2022 menjadi US$ 292,562 juta di periode yang sama tahun 2023 ini.
"Meski porsinya hanya 5,76 pesen terhadap total ekspor Sumut, namun penurunan tersebut memberikan dampak besar pada kinerja ekspor Sumut," sebut Nurul Hasanudin, Selasa (1/8/2023).
Hasan mengatakan, bukan hanya sektor industri dan pertanian, sektor pertambangan dan penggalian juga turun 28,71% dari US$ 273.000 menjadi US$ 195.000 pada Januari-Juni 2023.
Ekspor golongan barang utama Sumut pada Januari-Juni 2023 yang mengalami penurunan yakni lemak dan minyak hewan/nabati sebesar 9,58% dari US$ 2,386 miliar menjadi US$ 2,157 miliar. Kemudian berbagai produk kimia turun 35,64% menjadi US$ 962,552 juta dari tahun lalu sebesar US$ 619,525 juta. Kemudian karet dan barang dari karet jeblok 40,55% dari US$ 662,492 juta menjadi US$ 393,818 juta dan bahan kimia organik turun 48,98% dari US$ 465,588 juta menjadi US$ 237,551 juta.
"Golongan barang yang turun lagi yakni kopi, teh dan rempah-rempah turun 8,22% dari US$ 225,828 juta menjadi US$ 207,270 juta dan kayu, barang dari kayu turun 16,97% menjadi US$ 128,928 juta dari tahun lalu sebesar US$ 107,049 juta," kata Hasan.
Hasan, sapaan akrab Nurul Hasanudin, mengatakan, bukan hanya sektor industri dan pertanian, sektor pertambangan dan penggalian juga turun 28,71% dari US$ 273.000 menjadi US$ 195.000 pada Januari-Juni 2023.
Tercatat, ekspor golongan barang utama Sumut pada Januari-Juni 2023 yang mengalami penurunan yakni lemak dan minyak hewan/nabati sebesar 9,58% dari US$ 2,386 miliar menjadi US$ 2,157 miliar. Kemudian berbagai produk kimia turun 35,64% menjadi US$ 962,552 juta dari tahun lalu sebesar US$ 619,525 juta. Kemudian karet dan barang dari karet jeblok 40,55% dari US$ 662,492 juta menjadi US$ 393,818 juta dan bahan kimia organik turun 48,98% dari US$ 465,588 juta menjadi US$ 237,551 juta.
"Golongan barang yang turun lagi yakni kopi, teh dan rempah-rempah turun 8,22% dari US$ 225,828 juta menjadi US$ 207,270 juta dan kayu, barang dari kayu turun 16,97% menjadi US$ 128,928 juta dari tahun lalu sebesar US$ 107,049 juta,"sebut Hasan. [P4/rel/sya]