Sementara itu, kinerja dari fintech peer to peer (P2P) lending hingga April 2024 terus menunjukkan pertumbuhan, dengan outstanding pinjaman tumbuh sebesar 40,24 persen yoy (Desember 2023: 29,89 persen yoy) yang mencapai jumlah Rp1,95 triliun.
Sedangkan risiko yang terkait dengan pembiayaan secara keseluruhan (TWP90) tetap berada pada level yang aman yakni sebesar 1,56 persen (Desember 2023: 1,99 persen).
"Pertumbuhan ini menandakan adanya peningkatan inklusi keuangan, dengan teknologi yang memperluas akses pembiayaan bagi masyarakat yang sebelumnya tidak terlayani oleh institusi keuangan konvensional," jelasnya.
Menurutnya, perkembangan ini tidak hanya membantu individu tetapi juga mendukung pertumbuhan UMKM.
Dia memastikan penyaluran pembiayaan/pinjaman yang dilakukan oleh entitas IKNB yang berkantor pusat di Sumatera Utara terus menunjukkan pertumbuhan yang positif.
Sementara itu, Industri Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang terdiri dari 1 LKM dan 1 Bank Wakaf Mikro (BWM) mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 9,37 persen yoy pada Mei 2024. Sedangkan penyaluran pembiayaan tercatat mencapai Rp6,06 miliar dengan pertumbuhan 28,93 persen yoy.
Berdasarkan target demografi, LKM lebih mengarahkan fokusnya pada pengembangan komunitas berpendapatan rendah yang produktif, sehingga memiliki jumlah pembiayaan yang lebih kecil dibandingkan dengan entitas finansial lainnya," katanya.
Untuk entitas pergadaian yang terdiri dari 1 pergadaian persero (PT Pegadaian) dan 18 perusahaan gadai swasta, total pinjaman yang diberikan telah mencapai Rp4,58 triliun per April 2024, mengalami pertumbuhan sebesar 21,20 persen yoy. [Rel/sya]