" Tahun Baru 2025 "
"Tahun Baru, identik dengan penanggalan pergantian tahun dalam kalender Masehi. Seakan sudah menjadi tradisi, banyak orang yang euforia menyambutnya dengan berbagai kegiatan dan acara.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, di malam pergantian Tahun Baru 2025 ini, orang masih banyak berharap dan merindukan pada tahun baru ini ada suatu perubahan baru yang lebih baik dibanding dengan kehidupan yang dijalani pada tahun -tahun sebelumnya.
Sadar atau tidak sadar, banyak orang lupa bahwa perubahan hidup yang ‘dirindukannya’ itu tidak diiringi bermuhasabah. Dalam arti intropeksi diri, mengevaluasi segala ibadah dan aktivitas kita, sembari memohon doa kepada ALLAH Swt, sang pencipta dan pemilik sejati alam semesta ini dan diperkuat dengan program-program, ide-ide yang prospek.
Bila hasil pada tahun baru ini atau satu tahun yang akan kita jalani pada akhirnya tidak sesuai apa yang kita inginkan dan diharapkan, akhirnya kitapun hanya bisa mengeluh.
Padahal, seperti kata pepatah: "Apa yang kita tabur itulah yang kita tuai". Pepatah yang lain mengatakan: "Sesungguhnya engkau tidaklah akan memetik hasil dari menanam duri buah anggur".
Kedua pepatah tersebut sungguh dalam maknanya untuk mengingatkan bahwa ada korelasi perbuatan dan amal ibadah kita sepanjang setahun yang kita jalankan dengan hasil yang kita harapkan.
Dalam konteks Ilmu Komunikasi kondisi Muhasabah tersebut memunculkan Komunikasi Intrapersonal atau Kesadaran supaya kita Bijak memanfaatkan sisa Waktu atau Masa yang masih diberikan ALLAH sang pencipta jagad raya ini kepada kita hambaNya. Sebab itu, tinggal tergantung diri kita apakah kita mampu dan cerdas Mensyukuri Nikmat tersebut, masih adanya Waktu dan Masa yang diberikan Yang Maha Kuasa kepada kita. Insya ALLAH, semoga.” ( Muhammad Isya, S.Sos, M.I.Kom ).