“Pada tahun 2024, secara kumulatif perekonomian Sumatera Utara tumbuh sebesar 5,03 persen, meningkat dari 5,01 persen pada tahun sebelumnya," Khairul Muttaqin (foto), Kepala OJK Provinsi Sumut dalam kata sambutannya pada Buka Puasa Bersama Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan Sumatera Utara (Forkom IJK Sumut) bersama Media Partner OJK Provinsi Sumut, di Gedung Menara Mandiri di Jalan Pulau Pinang, Kota Medan, Provinsi Sumut, Selasa petang (11/03/2025).

Muttaqin menjelaskan, pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera yang tercatat sebesar 4,45 persen, dan sama dengan Nasional sebesar 5,03 persen.

Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan investasi dan konsumsi rumah tangga, meskipun ada tantangan dari permintaan global yang melemah. Inflasi tetap terkendali, dengan tingkat inflasi inti naik sedikit menjadi 2,48% pada Februari 2025.

Pemerintah juga meluncurkan program makanan gratis untuk anak-anak dan ibu hamil guna mengatasi masalah malnutrisi. Dari sisi pengeluaran, ekspor, investasi, dan konsumsi pemerintah menjadi pendorong utama pertumbuhan.


Peningkatan ekspor sejalan dengan kenaikan harga komoditas unggulan Sumatera Utara, seperti CPO, karet, dan kopi, yang menguat di pasar global. Investasi mengalami akselerasi, terutama di sektor perkebunan, didorong oleh realisasi belanja pemerintah daerah yang meningkat serta berbagai agenda nasional, termasuk Pemilu Presiden, Pilkada serentak, dan PON XXI.

Sementara itu, terang Khairul Muttaqin, konsumsi rumah tangga tetap tumbuh meskipun lebih moderat, didukung oleh penyaluran bantuan sosial dan peningkatan pendapatan masyarakat.

Dari sisi lapangan usaha, sektor pertanian dan konstruksi menjadi kontributor utama pertumbuhan, seiring dengan kuatnya ekspor kelapa sawit dan percepatan pembangunan infrastruktur.

Selain itu, sektor transportasi dan pergudangan tumbuh lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya, didorong oleh meningkatnya mobilitas masyarakat.

Sektor Industri 'Berjalan' Lambat

Namun, sektor industri mengalami perlambatan akibat melemahnya aktivitas manufaktur di negara mitra dagang utama. Pada triwulan IV 2024, sektor pertanian semakin terakselerasi dengan meningkatnya produksi pangan dan hortikultura, didukung oleh momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) yang turut mendorong aktivitas peternakan.

Di sisi lain, arus barang yang lancar menjelang Natal dan Tahun Baru berkontribusi pada pertumbuhan sektor transportasi dan pergudangan.

Sektor konstruksi mengalami peningkatan signifikan seiring dengan percepatan penyelesaian proyek infrastruktur strategis pemerintah, seperti jalan tol, jembatan, bendungan, dan proyek lainnya menjelang akhir tahun. [P4/sya]