PILAREMPAT.com - MEDAN:
Bayangin aja, setiap hari ngangkut tumpukan sampah dari rumah-rumah warga, tapi uang bensin nggak dikasih selama 7 bulan! Itulah yang dirasakan para petugas pengangkut sampah di Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan.
Seharusnya, mereka dapat uang BBM Rp20 ribu per hari buat operasional becak pengangkut sampah. Tapi sejak September 2024 sampai sekarang (April 2025), duit itu nggak pernah mereka lihat batang hidungnya. Total ada 22 becak yang tiap hari keliling bersihin kota, dan semua harus keluar ongkos dari kantong sendiri.
“Ini udah bukan pengabdian lagi, tapi jadi beban. Kami bukan relawan, ini kerjaan!” kata salah satu petugas yang ogah disebut namanya.
Para petugas udah beberapa kali tanya ke mandor. Jawabannya? "Masih nunggu dari atasan." Lebih spesifik lagi, mereka menyebut dana BBM itu belum cair dari Kepala Seksi Sarana Prasarana Kecamatan.
Akibatnya, banyak petugas yang harus gali lubang tutup lubang. Ada yang sampai ngutang buat bisa beli bensin. Padahal kalau mereka mogok kerja, bisa kebayang dong gimana kotornya Medan?
Fenomena ini bukan cuma terjadi di Medan. Beberapa waktu lalu, di Jembrana, Bali, juga sempat terjadi hal serupa. Truk-truk sampah mogok karena nggak ada jatah BBM.
Wali Kota Medan sendiri pernah bilang, kota ini menghasilkan sampah sekitar 2.000 ton per hari. Tapi gimana mau beres kalau ujung tombaknya, para petugas lapangan, malah dibiarkan kesusahan?
Mereka cuma minta satu: keadilan dan hak yang semestinya. Karena menjaga kota tetap bersih bukan kerja satu dua orang, tapi kerja bareng—dan semua yang terlibat harus dihargai. [P4/red]